twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Tuesday, February 4, 2014

NITI SASTRA

Panca Stiti Dharmaning Prabhu,Pancadasa Paramiteng Prabhu,Sad Warnaning Rajaniti, Panca Upaya Sandhi, dan Nawa Natya


KATA PENGANTAR

Om swastyastu
           
            Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Idha Shang Hyang Widhi Wasa, karena atas asung kerta wara nugrahaNyalah, penulis dapat menyelesaikan tugas ini tepat waktu dan tidak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada dosen pengajar dan semua pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini,dari dukungan ide,materi,dan motivasi.
            Makalah dibuat dalam rangka melengkapi tugas sebagai nilai dari mata kuliah Nitisastra. Makalah ini akan membahas tentang ajaran-ajaran tentang kepemimpinan.
            Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari bahwa banyak kekurangan hal ini disebabkan karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki,oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi para pembacanya.


            Om Santi,Santi,Santi Om


                                                                                                Singaraja, 11 November 2011

                                                                                                            Penulis


BAB I
PENDAHULUAN

1.1              LATAR BELAKANG
Di zaman modern ini kekuasaan adalah segalanya. Demi memperoleh  kekuasaan tersebut tak sedikit yang menajdikan dirinya sebagai pemimpin. Mereka terobsesi untuk menjadi pemimpin. Tak peduli dengan realita mampukah mereka menjadi pemimpin yang baik. Tak salah jika melihat bibit-bibit pemimpin yang tak baik ini akan menjadi suatu kemunduran kualitas dari pemimpin itu sendiri. Tak hanya itu, ini akan menjadi suatu dorongan untuk memicu-memicu kemunduran-kemunduran yang lainnya.
Melihat realita ini penulis mencoba untuk mengkaji dan menggali ilmu kepemimpinan Hindu ( Nitisastra ) sebagai suatu perbandingan,tolak ukur,acuan untuk menjadi seorang pemimpin yang berintegritas tinggi, baik untuk diri sendiri,keluarga,lingkungan yang dipmpin,serta baik di mata Tuhan. Ilmu-ilmu kepemimpinan ini hendaknya dipelajari,di pahami serta di praktekkan oleh calaon-calon pemimpin agar terbentuk pemimpin yang benar-benar berkualitas dari kulit maupun isinya.
Dari uraian di atas maka penulis mengangkat tema kepemimpinan Hindu (nitisastra ) dalam makalah ini.



1.2              RUMUSAN MASALAH
a.       Apa yang dimaksud dengan Panca Stiti Dharmaning Prabhu?
b.      Apa yang dimaksud dengan Pancadasa Paramiteng Prabhu?
c.       Apa yang dimaksud dengan Sad Warnaning Rajaniti?
d.      Apa yang dimaksud dengan Panca Upaya Sandhi?
e.       Apa yang dimaksud dengan Nawa Natya?

1.3              TUJUAN
a.       Untuk mengetahui tentang Panca Stiti Dharmaning Prabhu
b.      Untuk mengetahui tentang Pancadasa Paramiteng Prabhu
c.       Untuk mengetahui tentang Sad Warnaning Rajaniti
d.      Untuk mengetahui tentang Panca Upaya Sandhi
e.       Untuk mengetahui tentang Nawa Natya

























BAB II
PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN  PANCA STITI DHARMANING PRABHU
            Panca Stiti Darmaning Prabhu adalah lima ajaran kepemimpinan yang di petik dari cerita pewayangan Arjuna Sastrabau yang kemudian di kembangkan oleh Ki Hajar Dewantara. Lima sikap dan sifat keteladanan dimaksud adalah :
1.      Ing ngarsa sung tulada artinya seorang pemimpin harus dapat memberikan contoh yang baik kepada masyarakat. Karena itu pemimpin harus selalu menempatkan kebenaran sebagai pengendali pikiran,perkatan,perbuatan.
2.       Ing madya amangun karsa artinya seorang pemimpin harus selalu berada di tengah-tengah masyarakat dan mampu mengembangkan serta membangkitkan semangat yang kreatif untuk mencapai kemajuan bersama.
3.      Tut wuri handayani artinya dari belakang seorang pemimpin harus mampu memberikan dorongan semangat, kebebasan berkreasi dan mengembangkan ide-ide positif.
4.      Maju tanpa bala artinya seorang pemimpin harus berani maju kedepan walaupun tanpa anak buahnya. Bahkan berani berkorban demi untuk kepentingan bawahannya.
5.      Sakti tanpa aji artinya seorang pemimpin meskipun berhasil dalam melaksanakan tugas hendaknya tidak mudah menerima pujian atau sanjungan.

2.2. PENGERTIAN PANCADASA PARAMITENG PRABHU
            Pancadasa Paramiteng Prabhu adalah lima belas ajaran kepemimpinan yang didasarkan pada sifat-sifat baik Patih Gajah Mada. Dengan kelimabelas sifat inilah yang membuat Patih Gajah Mada berhasil mempersatukan nusantara. Adapun lima belas sifat tersebut antara lain:
1.      Wijaya artinya bijaksana,tenang dan sabar dalam menghadapi dan menyelesaikan berbagai persoalan serta harus bepegang teguh kepada kebenaran.
2.      Mantriwira artinya bersifat pemberani dalam membela Negara dan membela kebenaran.
3.      Matanggwan artinya mendapat kepercayaan bawahan dan menghormati kepercayaan itu.
4.      Satya Bhakty Aprabhu artinya memiliki loyalitas atau setia denan tulus iklas baik kepada bangsa maupun negaranya.
5.      Wagmi Wak artinya pandai berbicara untuk meyakinkan pendapatnya kepada orang lain dan bertindak sebagai komunitator yang mampu menyampikan gagasan kepada bawahannya.
6.      Wicaksaneng Naya artinya bijaksana dalam segala tindakan atau cerdik mengatur siasat dan mempunyi daya analisa yang tajam sehingga dapat dengan mudah mengetahui kekuatan dan kelemahan lawan.
7.      Sarjjawopasama artinya rendah hati, tidak sombong selalu bermuka manis tulus,lurus dan sabar.
8.      Dhirotsaha artinya ulet,tekun, rajin bekerja dan memusatkan pikiran cipta,rasa,dan karsanya sebagai abdi masyarakat.
9.      Tan Satrsna artinya tidak mementingkan keperluan pribadi dan selalu mementngkan kepentingan masyarakat.
10.  Sih Samastabhuana artinya mencintai semua mahluk dan alam semestadengan segenap isinya.
11.  Ginong Pratidina artinya berusaha berbuat baik dan menghindari perbuatan yang tidak baik serta tidak mengecewakan dan menyakiti hati masyarakat.
12.  Diwyacita artinya lapang dada,berhati bak,demokratis dan mau menerima pendapat orang lain, serta siap mendengarkan pendapat orang lain dan terbuka terhadap apapun juga.
13.  Sumantri artinya tegas,jujur,dan berkelakuan baik
14.  Anayaken Musuh artinya mampu mengalahkan dan menguasai musuh.
15.  Tanleana artinya teguh iman, selalu optimis dan bersifat gembira.

2.3. PENGERTIAN SAD WARNANING RAJANITI
     Sad Warnaning Rajaniti adalah enam sifat utama dan kemampuan yang patut dimiliki oleh seorang pemimpin yang juga sering disebut dengan Sad Sasana. Ke enam sifat tersebut adalah:
1.      Abhikamika artinya seorang pemimpin harus tampil simpatik,berorientasi kebawah dan mengutamakan rakyat banyak.
2.      Prajna artinya bersikap arif bijaksana,cerdas,dalam arti menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta agama serta harus menjadi panutan atau suri tolodan masyarakat.
3.      Utsaha artinya pemimpin harus proaktif kreatif dan berinisiatifserta inovatif  dan harus bersedia mengabdikan dirinya tanpa pamrih
4.      Atma Sampad artinya pemimpin harus mempunyai kepribadian,mempunyai integritas yang tinggi,moral yang luhur dan selalu bersikap obyektif.
5.      Sakya Samanta artinya pemimpin harus mampu mengontrol atau mengawasi bawahan secara efektif dan efisien.
6.      Akuda Parisakta artinya seorang pemimpin harus akomodatif mampu memadukan berbagai perbedaan dalam permusyawaratan.
2.4. PENGERTIAN PANCA UPAYA SANDHI
     Panca Upaya Sandhi adalah lima upaya yang harus dimilki oleh seorang pemimpin dalam menghadapi musuh atau menyelesaikan berbagai persoalan. Adapun kelima hal tersebut adalah:
1.      Maya artinya mempunyai upaya untuk mengumpulkan data atas permasalahan yang belum jelas sehingga dapat dipergunakan sebagai bahan untuk penataan lebih lanjut.
2.      Upeksa artinya mempunyai upaya untuk menelitidan menganalisa semua data dan informasi yang diterima sehingga dapat dilakukan langkah selanjutnya.
3.      Indrajala artinya memiliki upaya untuk mencari jalan keluarnya dari setiap permasalahn yang ada.
4.      Wikrama artinya mempunyai upaya untuk melaksanakan semua usaha yang telah dirumuskan pada tingkatan indrajala
5.      Logika artnya dalam melaksanakan semua tindakan agar selalu didahului dengan upaya berupa pertimbangan yang matang dan dapat diterima oleh akal sehat dan tidak didasarkan kepada emosi sehingga diperoleh alternatif yang terbaik untuk menyelesaikan persoalan.
           
2.5. PENGERTAN NAWA NATYA
            Nawa Natya adalah Sembilan wajah atau Sembilan isyarat atau dapat dikatakan orang yang pintar melihat kesegala penjuru,mempunyai Sembilan pandangan yang luas.
1.      Pradya Widagda artinya orang yang bijaksana,luas pengetahuannya,pintar,mahir dalam berbagai macam ilmu.
2.      Wira Sarwa Yuda artinya orang yang pemberani dan pantang menyerah dalam pertempuran.
3.      Paramatha artinya orang yang mempunyai budi pekerti mulia dan luhur
4.      Dhirotsaha artinya orang yang tekun,ulet,dan tidak pernah mengenal lelah dalam melaksanakan tugas.
5.      Pragiwakya artinya orang yang pandai berbicara dan juga cakap dalam berdiplomasi
6.      Saupaya artinya orang yang tidak pernah inkar janji jadi selalu setia pada janjinya
7.      Laghawangartha artinya orang yang tidak pernah pamrih dengan harta benda
8.      Wruh Ring Sarwa bastra artinya orang yang pintar mengatasi berbagai kerusuhan.
9.      Wiwekw artinya orang yang pandai membedakan mana yang baik dan tidak baik mana yang benar dan mana yang tidak benar




















BAB III
PENUTUP


3.1 KESIMPULAN

                 Dari uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang berkualitas adalah memahami serta mengamalkan ajaran-ajaran Nitisastra yakni di antaranya adalah ajaran Panca Stiti Darmaning Prabhu yakni lima ajaran kepemimpinan yang di petik dari cerita Arjuna Sastrabau,ajaran Pancadasa Paramiteng Prabhu yakni lime belas ajaran kepemimpinan yang didasarkan pada sifat-sifat baik dari Patih Gajah Mada,ajaran Sad Warnaning Rajaniti yakni enam sifat serta kemampuan yang patut dimiliki oleh seorang pemimpin,ajaran Panca Upaya Sandhi yakni lima kemampuan seorang pemimpin dalam menghadapi musuh, dan yang terakhir adalah Nawa Natya yakni Sembilan ajaran tentang seorang pemimpin yang mempunyai pandangan yang luas.

3.2 SARAN
           
            Dari simpulan diatas dapat penulis sarankan hendaknya untuk menjadi seorang pemimpin agar memahami  ajaran-ajaran kepemimpinan terlebih dahulu agar nantinya dapat terbentuk seorang pemimpin yang benar-benar berkualitas yang tidak hanya berkualitas dari kulit luarnya saja, tapi juga berkualitas dari isi didalamnya.








DAFTAR PUSTAKA


1.     Suhardana,Drs. K.M. 2008, Niti Sastra Ilmu Kepemimpinan atau Management Berdasarkan Agama Hindu

2.     www.google.com

Ditulis Oleh : Unknown // 7:17 AM
Kategori:

0 komentar:

 

Followers