Panca Stiti Dharmaning Prabhu,Pancadasa Paramiteng Prabhu,Sad Warnaning
Rajaniti, Panca Upaya Sandhi, dan Nawa Natya
KATA
PENGANTAR
Om
swastyastu
Puji syukur penulis panjatkan
kehadapan Idha Shang Hyang Widhi Wasa, karena atas asung kerta wara nugrahaNyalah,
penulis dapat menyelesaikan tugas ini tepat waktu dan tidak lupa penulis
ucapkan terimakasih kepada dosen pengajar dan semua pihak yang telah membantu
dalam penulisan makalah ini,dari dukungan ide,materi,dan motivasi.
Makalah dibuat dalam rangka
melengkapi tugas sebagai nilai dari mata kuliah Nitisastra. Makalah ini akan
membahas tentang ajaran-ajaran tentang kepemimpinan.
Dalam penyusunan makalah ini penulis
menyadari bahwa banyak kekurangan hal ini disebabkan karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki,oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna penyempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi
para pembacanya.
Om Santi,Santi,Santi Om
Singaraja,
11 November 2011
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Di
zaman modern ini kekuasaan adalah segalanya. Demi memperoleh kekuasaan tersebut tak sedikit yang
menajdikan dirinya sebagai pemimpin. Mereka terobsesi untuk menjadi pemimpin.
Tak peduli dengan realita mampukah mereka menjadi pemimpin yang baik. Tak salah
jika melihat bibit-bibit pemimpin yang tak baik ini akan menjadi suatu
kemunduran kualitas dari pemimpin itu sendiri. Tak hanya itu, ini akan menjadi
suatu dorongan untuk memicu-memicu kemunduran-kemunduran yang lainnya.
Melihat
realita ini penulis mencoba untuk mengkaji dan menggali ilmu kepemimpinan Hindu
( Nitisastra ) sebagai suatu perbandingan,tolak ukur,acuan untuk menjadi
seorang pemimpin yang berintegritas tinggi, baik untuk diri
sendiri,keluarga,lingkungan yang dipmpin,serta baik di mata Tuhan. Ilmu-ilmu
kepemimpinan ini hendaknya dipelajari,di pahami serta di praktekkan oleh
calaon-calon pemimpin agar terbentuk pemimpin yang benar-benar berkualitas dari
kulit maupun isinya.
Dari
uraian di atas maka penulis mengangkat tema kepemimpinan Hindu (nitisastra )
dalam makalah ini.
1.2
RUMUSAN MASALAH
a. Apa
yang dimaksud dengan Panca Stiti Dharmaning Prabhu?
b. Apa
yang dimaksud dengan Pancadasa Paramiteng Prabhu?
c. Apa
yang dimaksud dengan Sad Warnaning Rajaniti?
d. Apa
yang dimaksud dengan Panca Upaya Sandhi?
e. Apa
yang dimaksud dengan Nawa Natya?
1.3
TUJUAN
a. Untuk
mengetahui tentang Panca Stiti Dharmaning Prabhu
b. Untuk
mengetahui tentang Pancadasa Paramiteng Prabhu
c. Untuk
mengetahui tentang Sad Warnaning Rajaniti
d. Untuk
mengetahui tentang Panca Upaya Sandhi
e. Untuk
mengetahui tentang Nawa Natya
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. PENGERTIAN PANCA STITI
DHARMANING PRABHU
Panca Stiti Darmaning Prabhu adalah
lima ajaran kepemimpinan yang di petik dari cerita pewayangan Arjuna Sastrabau
yang kemudian di kembangkan oleh Ki Hajar Dewantara. Lima sikap dan sifat
keteladanan dimaksud adalah :
1. Ing
ngarsa sung tulada artinya seorang pemimpin harus dapat memberikan contoh yang
baik kepada masyarakat. Karena itu pemimpin harus selalu menempatkan kebenaran
sebagai pengendali pikiran,perkatan,perbuatan.
2. Ing madya amangun karsa artinya seorang pemimpin
harus selalu berada di tengah-tengah masyarakat dan mampu mengembangkan serta
membangkitkan semangat yang kreatif untuk mencapai kemajuan bersama.
3. Tut
wuri handayani artinya dari belakang seorang pemimpin harus mampu memberikan
dorongan semangat, kebebasan berkreasi dan mengembangkan ide-ide positif.
4. Maju
tanpa bala artinya seorang pemimpin harus berani maju kedepan walaupun tanpa
anak buahnya. Bahkan berani berkorban demi untuk kepentingan bawahannya.
5. Sakti
tanpa aji artinya seorang pemimpin meskipun berhasil dalam melaksanakan tugas
hendaknya tidak mudah menerima pujian atau sanjungan.
2.2. PENGERTIAN PANCADASA PARAMITENG PRABHU
Pancadasa Paramiteng Prabhu adalah
lima belas ajaran kepemimpinan yang didasarkan pada sifat-sifat baik Patih
Gajah Mada. Dengan kelimabelas sifat inilah yang membuat Patih Gajah Mada
berhasil mempersatukan nusantara. Adapun lima belas sifat tersebut antara lain:
1.
Wijaya artinya bijaksana,tenang dan
sabar dalam menghadapi dan menyelesaikan berbagai persoalan serta harus
bepegang teguh kepada kebenaran.
2.
Mantriwira artinya bersifat pemberani
dalam membela Negara dan membela kebenaran.
3.
Matanggwan artinya mendapat kepercayaan
bawahan dan menghormati kepercayaan itu.
4.
Satya Bhakty Aprabhu artinya memiliki
loyalitas atau setia denan tulus iklas baik kepada bangsa maupun negaranya.
5.
Wagmi Wak artinya pandai berbicara untuk
meyakinkan pendapatnya kepada orang lain dan bertindak sebagai komunitator yang
mampu menyampikan gagasan kepada bawahannya.
6.
Wicaksaneng Naya artinya bijaksana dalam
segala tindakan atau cerdik mengatur siasat dan mempunyi daya analisa yang
tajam sehingga dapat dengan mudah mengetahui kekuatan dan kelemahan lawan.
7.
Sarjjawopasama artinya rendah hati,
tidak sombong selalu bermuka manis tulus,lurus dan sabar.
8.
Dhirotsaha artinya ulet,tekun, rajin
bekerja dan memusatkan pikiran cipta,rasa,dan karsanya sebagai abdi masyarakat.
9.
Tan Satrsna artinya tidak mementingkan
keperluan pribadi dan selalu mementngkan kepentingan masyarakat.
10. Sih
Samastabhuana artinya mencintai semua mahluk dan alam semestadengan segenap
isinya.
11. Ginong
Pratidina artinya berusaha berbuat baik dan menghindari perbuatan yang tidak
baik serta tidak mengecewakan dan menyakiti hati masyarakat.
12. Diwyacita
artinya lapang dada,berhati bak,demokratis dan mau menerima pendapat orang
lain, serta siap mendengarkan pendapat orang lain dan terbuka terhadap apapun
juga.
13. Sumantri
artinya tegas,jujur,dan berkelakuan baik
14. Anayaken
Musuh artinya mampu mengalahkan dan menguasai musuh.
15. Tanleana
artinya teguh iman, selalu optimis dan bersifat gembira.
2.3. PENGERTIAN SAD WARNANING RAJANITI
Sad Warnaning Rajaniti adalah enam sifat
utama dan kemampuan yang patut dimiliki oleh seorang pemimpin yang juga sering
disebut dengan Sad Sasana. Ke enam sifat tersebut adalah:
1. Abhikamika
artinya seorang pemimpin harus tampil simpatik,berorientasi kebawah dan
mengutamakan rakyat banyak.
2. Prajna
artinya bersikap arif bijaksana,cerdas,dalam arti menguasai ilmu pengetahuan
dan teknologi serta agama serta harus menjadi panutan atau suri tolodan
masyarakat.
3. Utsaha
artinya pemimpin harus proaktif kreatif dan berinisiatifserta inovatif dan harus bersedia mengabdikan dirinya tanpa
pamrih
4. Atma
Sampad artinya pemimpin harus mempunyai kepribadian,mempunyai integritas yang
tinggi,moral yang luhur dan selalu bersikap obyektif.
5. Sakya
Samanta artinya pemimpin harus mampu mengontrol atau mengawasi bawahan secara
efektif dan efisien.
6. Akuda
Parisakta artinya seorang pemimpin harus akomodatif mampu memadukan berbagai
perbedaan dalam permusyawaratan.
2.4. PENGERTIAN PANCA UPAYA SANDHI
Panca Upaya Sandhi adalah lima upaya yang harus dimilki oleh
seorang pemimpin dalam menghadapi musuh atau menyelesaikan berbagai persoalan.
Adapun kelima hal tersebut adalah:
1. Maya
artinya mempunyai upaya untuk mengumpulkan data atas permasalahan yang belum
jelas sehingga dapat dipergunakan sebagai bahan untuk penataan lebih lanjut.
2. Upeksa
artinya mempunyai upaya untuk menelitidan menganalisa semua data dan informasi
yang diterima sehingga dapat dilakukan langkah selanjutnya.
3. Indrajala
artinya memiliki upaya untuk mencari jalan keluarnya dari setiap permasalahn
yang ada.
4. Wikrama
artinya mempunyai upaya untuk melaksanakan semua usaha yang telah dirumuskan
pada tingkatan indrajala
5. Logika
artnya dalam melaksanakan semua tindakan agar selalu didahului dengan upaya
berupa pertimbangan yang matang dan dapat diterima oleh akal sehat dan tidak
didasarkan kepada emosi sehingga diperoleh alternatif yang terbaik untuk
menyelesaikan persoalan.
2.5. PENGERTAN NAWA NATYA
Nawa Natya adalah Sembilan wajah
atau Sembilan isyarat atau dapat dikatakan orang yang pintar melihat kesegala
penjuru,mempunyai Sembilan pandangan yang luas.
1. Pradya
Widagda artinya orang yang bijaksana,luas pengetahuannya,pintar,mahir dalam
berbagai macam ilmu.
2. Wira
Sarwa Yuda artinya orang yang pemberani dan pantang menyerah dalam pertempuran.
3. Paramatha
artinya orang yang mempunyai budi pekerti mulia dan luhur
4. Dhirotsaha
artinya orang yang tekun,ulet,dan tidak pernah mengenal lelah dalam
melaksanakan tugas.
5. Pragiwakya
artinya orang yang pandai berbicara dan juga cakap dalam berdiplomasi
6. Saupaya
artinya orang yang tidak pernah inkar janji jadi selalu setia pada janjinya
7. Laghawangartha
artinya orang yang tidak pernah pamrih dengan harta benda
8. Wruh
Ring Sarwa bastra artinya orang yang pintar mengatasi berbagai kerusuhan.
9. Wiwekw
artinya orang yang pandai membedakan mana yang baik dan tidak baik mana yang
benar dan mana yang tidak benar
BAB
III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat
penulis simpulkan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang berkualitas adalah
memahami serta mengamalkan ajaran-ajaran Nitisastra yakni di antaranya adalah
ajaran Panca Stiti Darmaning Prabhu yakni lima ajaran kepemimpinan yang di
petik dari cerita Arjuna Sastrabau,ajaran Pancadasa Paramiteng Prabhu yakni
lime belas ajaran kepemimpinan yang didasarkan pada sifat-sifat baik dari Patih
Gajah Mada,ajaran Sad Warnaning Rajaniti yakni enam sifat serta kemampuan yang
patut dimiliki oleh seorang pemimpin,ajaran Panca Upaya Sandhi yakni lima
kemampuan seorang pemimpin dalam menghadapi musuh, dan yang terakhir adalah
Nawa Natya yakni Sembilan ajaran tentang seorang pemimpin yang mempunyai
pandangan yang luas.
3.2 SARAN
Dari simpulan diatas dapat penulis
sarankan hendaknya untuk menjadi seorang pemimpin agar memahami ajaran-ajaran kepemimpinan terlebih dahulu
agar nantinya dapat terbentuk seorang pemimpin yang benar-benar berkualitas
yang tidak hanya berkualitas dari kulit luarnya saja, tapi juga berkualitas
dari isi didalamnya.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Suhardana,Drs. K.M. 2008, Niti Sastra
Ilmu Kepemimpinan atau Management Berdasarkan Agama Hindu
2.
www.google.com
0 komentar:
Post a Comment